
BRMP Bali Fasilitasi Rapat Strategi Pencapaian LTT Padi 2025 di Buleleng
Buleleng, 23 Juni 2025 — Balai Penerapan Modernisasi Pertanian (BRMP) Bali terus memperkuat upaya swasembada pangan melalui Rapat Koordinasi Strategi Pencapaian Target Luas Tambah Tanam (LTT) Padi di tingkat kecamatan. Pertemuan yang digelar di Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Kecamatan Seririt ini menghadirkan berbagai pemangku kepentingan, termasuk perwakilan Dinas Pertanian Provinsi dan Kabupaten, TNI, BWS Bali-Penida, penyuluh pertanian, serta pekaseh dan kelian subak dari Kecamatan Seririt dan Busungbiu.
Dipandu oleh moderator Agung Prijanto, S.P., M.Agb., pertemuan ini bertujuan menyamakan persepsi dan menyusun strategi teknis pencapaian target LTT padi tahun 2025 di Bali.
Ketua Tim Kerja Program dan Evaluasi BRMP Bali, Dr. A.A. Ngurah Badung Sarmuda Dinata, S.Pt., MP., memaparkan bahwa penurunan Luas Baku Sawah (LBS) dari tahun 2023 ke 2025 sebesar 3.038 Ha menjadi tantangan serius dalam mencapai target LTT Bali sebesar 155.157 Ha. “Diperlukan Indeks Pertanaman (IP) padi sebesar 2,40 agar target dapat tercapai,” ujarnya.
Kabupaten Buleleng, sebagai salah satu penyumbang terbesar LTT, mendapat target 20.671 Ha. Khusus di Kecamatan Seririt, LBS saat ini mencapai 1.306,81 Ha dengan target 2.018,36 Ha, sehingga diperlukan IP padi 2,32. Sementara di Busungbiu, target IP bahkan mencapai 2,78.
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Buleleng, Gede Melandrat, S.P., menegaskan pentingnya pendampingan dari penyuluh pertanian dan keterlibatan aktif TNI melalui MoU yang telah diteken sejak 2024. Ia menyampaikan bahwa dari target LTT Buleleng, hingga 20 Juni 2025 telah terealisasi 10.024,41 Ha dengan luas panen 8.422,51 Ha. “Kami terus mengupayakan bantuan alsintan ke pusat. Tantangan seperti kekurangan operator traktor kami atasi dengan pelatihan bahkan perlombaan antar penyuluh,” ungkapnya.
Senada dengan itu, Kepala Bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Bali, Ir. I Komang Swastika, M.Si., menyatakan bahwa program LTT merupakan bagian dari strategi nasional swasembada pangan yang menjadi prioritas Presiden RI. "Kami dorong petani untuk menanam padi sebagai komoditas utama dan berorientasi bisnis. Pemerintah telah menyiapkan dukungan sarana, termasuk benih, pupuk, dan irigasi," ujarnya. Ia juga menegaskan bahwa gabah hasil panen kini dijamin Bulog dengan harga Rp6.500/kg tanpa memandang varietas.
Diskusi berlangsung dinamis, dengan berbagai keluhan dan masukan dari pekaseh dan kelian subak. Subak Sepang Kelod (Busungbiu) dan Subak Patemon Kajanan (Seririt) mengeluhkan kerusakan irigasi dan keterbatasan tenaga tanam. Subak Tinggarsari bahkan menyampaikan kebutuhan mendesak terhadap bantuan alat tanam dan traktor.
Menanggapi hal tersebut, perwakilan Balai Wilayah Sungai (BWS) Bali-Penida menyebut bahwa perbaikan saluran irigasi menjadi prioritas tahun 2025. “Kami telah menerima daftar usulan dari Dinas Pertanian. Namun, perlu dipastikan kewenangan pengelolaan saluran, apakah masuk ranah PU Kabupaten atau BWS,” tegasnya.
Kabid TPH juga menekankan pentingnya peran aktif penyuluh dalam mengidentifikasi dan mengawal usulan perbaikan irigasi. “Data dari subak sangat krusial sebagai dasar penyusunan strategi tanam. Rakor hari ini menjadi momen menyatukan langkah bersama,” ucapnya.
Koordinator BPP Seririt mencatat bahwa IP tinggi di beberapa subak disebabkan oleh peralihan lahan anggur menjadi sawah, yang berimbas pada peningkatan luas tanam. Di sisi lain, Penyuluh Pertanian Busungbiu melaporkan banyaknya saluran tersier dan kuarter yang rusak, memperlambat distribusi air.
Pertemuan ini menegaskan bahwa kolaborasi antara subak, penyuluh pertanian, pemerintah, hingga TNI dan BWS menjadi faktor penentu keberhasilan program LTT. Dengan target nasional produksi beras satu juta hektare per bulan, semua pihak diminta saling menguatkan dari hulu ke hilir, termasuk dalam distribusi benih, perbaikan irigasi, hingga jadwal tanam berbasis subak.
Melalui diskusi ini pula, BRMP Bali mendorong penyusunan pola tanam dan panen tahunan di setiap subak agar target dapat tercapai secara akurat dan berkelanjutan.
(Eko dan Tim LTT Buleleng)